BAB IV
aku teringat ketika kau datang menjengukku di hari dimana aku jatuh sakit karena tertekan setelah ikut campur urusan temanku. kau bilang..
"ngapain kamu urusin orang lain? apa untungnya buat kamu? apa kalo kamu sakit mereka perduli sama kamu? seenggaknya apa mereka tau kalo kamu sakit?"
sebentar, aku hanya mengangguk.. kemudian aku berkata..
"aku sakit!"
kemudian kau mencium keningku, menenangkan hatiku seolah ingin menghilangkan tanda seru yang seolah aku tulis dari kata-kata yang aku tujukan padamu. ya.. kau tenangkan hatiku, setelahnya aku tersenyum dan berkata pada diriku sendiri..
"dia menyayangiku"
tapi, tak berapa lama aku memergokimu dalam hati jika kau sedang berurusan dengan masalah percintaan teman dekatmu. ingin sekali rasanya aku berkata..
"nah, kamu sendiri ngurusin masalah orang laen! apa untung ny coba buat kamu?"
tapi, saat itu aku hanya diam dan berharap kau menyadarinya sendiri. benar saja, kau menyadarinya sendiri dan tertawa sembari mengakui kesalahanmu. kalau boleh aku bilang saat itu.
"kamu doyan banget c jilat ludah sendiri?"
tapi kata-kata itu tak sampai hati aku ucapkan padamu. aku coba jaga perasaanmu, dan menganggap yang sudah ya sudah biarlah berlalu. ini kehidupanmu, aku hanyalah hiasan untukmu saat itu. ya, itulah yang kurasakan padamu saat itu.
banyak waktu kesendirianku yang kuharap ada setitik air mata yang akan menetes membasahi pipiku. tapi.. apa yang kudapatkan? sesak di dada ini kusimpan seorang diri. tertawa terbahak-bahak di depan orang-orang yang tak pernah kecewakanku , aku bagai orang paling munafik di jagad raya ini.
saat ku tertawa, mungkin itulah saat aku menangis di dalam hati
dan
saat ku menangis mungkin itu adalah saat dimana aku terharu karena kebahagiaan yang telah kudapatkan
aku hanyalah hiasan....waw...suka bgt yang bagian ini dek :)
ReplyDeletejd km cm buat status aja gt ya jd pacarnya? mmmm